Minggu, 15 Mei 2011

tasauf by fikri

Tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri
sedekat mungkin dengan Tuhan sehingga ia
dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan
rohnya dapat bersatu dengan Roh Tuhan. Filsafat
yang menjadi dasar pendekatan diri itu adalah,
pertama, Tuhan bersifat rohani, maka bagian
yang dapat mendekatkan diri dengan Tuhan
adalah roh, bukan jasadnya. Kedua, Tuhan adalah
Maha Suci, maka yang dapat diterima Tuhan
untuk mendekatiNya adalah roh yang suci.
Tasawuf adalah ilmu yang membahas masalah
pendekatan diri manusia kepada Tuhan melalui
penyucian rohnya.
ASAL KATA SUFI
Tidak mengherankan kalau kata sufi dan
tasawuf dikaitkan dengan kata-kata Arab yang
mengandung arti suci. Penulis-penulis banyak
mengaitkannya dengan kata:
1. Safa dalam arti suci dan sufi adalah orang
yang disucikan. Dan memang, kaum sufi banyak
berusaha menyucikan diri mereka melalui banyak
melaksanakan ibadat, terutama salat dan puasa.
2. Saf (baris). Yang dimaksud saf di sini ialah
baris pertama dalam salat di mesjid. Saf pertama
ditempati oleh orang-orang yang cepat datang ke
mesjid dan banyak membaca ayat-ayat al-Qur'an
dan berdzikir sebelum waktu salat datang. Orang-
orang seperti ini adalah yang berusaha
membersihkan diri dan dekat dengan Tuhan.
3. Ahl al-Suffah, yaitu para sahabat yang hijrah
bersama Nabi ke Madinah dengan meninggalkan
harta kekayaannya di Mekkah. Di Madinah mereka
hidup sebagai orang miskin, tinggal di Mesjid Nabi
dan tidur di atas bangku batu dengan memakai
suffah, (pelana) sebagai bantal. Ahl al-Suffah,
sungguhpun tak mempunyai apa-apa, berhati
baik serta mulia dan tidak mementingkan dunia.
Inilah pula sifat-sifat kaum sufi.
4. Sophos (bahasa Yunani yang masuk
kedalam filsafat Islam) yang berarti hikmat, dan
kaum sufi pula yang tahu hikmat. Pendapat ini
memang banyak yang menolak, karena kata
sophos telah masuk kedalam kata falsafat dalam
bahasa Arab, dan ditulis dengan sin dan bukan
dengan shad seperti yang terdapat dalam kata
tasawuf.
5. Suf (kain wol). Dalam sejarah tasawuf, kalau
seseorang ingin memasuki jalan tasawuf, ia
meninggalkan pakaian mewah yang biasa
dipakainya dan diganti dengan kain wol kasar
yang ditenun secara sederhana dari bulu domba.
Pakaian ini melambangkan kesederhanaan serta
kemiskinan dan kejauhan dari dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar