Jumat, 27 Mei 2011

koloid by fikri

A.KOLOID
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran
yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini
mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari
sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena
semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat
dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup
dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh,
seperti darah adalah sistem koloid, bahan
makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah
sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan
kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem
koloid.
Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi
kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya
lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya
dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri
kita.
Koloid adalah suatu sistem campuran
“metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan
memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda
dengan larutan; larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat
sebagai berikut :
- Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam
larutan koloid
- Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam
larutan koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi
suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi Pendispersi Nama koloid Contoh
Gas Gas Bukan koloid, karena gas bercampur secara
homogen
Gas Cair Busa Buih, sabun, ombak, krim
kocok
Gas Padat Busa padat Batu apung, kasur busa
Cair Gas Aerosol cair Obat semprot, kabut, hair spray
di udara
Cair Cair Emulsi Air santan, air susu, mayones
Cair Padat Gel Mentega, agar-agar
Padat Gas Aerosol padat Debu, gas knalpot, asap
Padat Cair Sol Cat, tinta
Padat Padat Sol Padat Tanah, kaca, lumpur
B. Sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh
larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar
dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid
dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di
angkasa, hingga langit berwarna biru pada siang
hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam
ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui
celah.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid
dalam medium pendispersi secara terus
menerus, karena adanya tumbukan antara
partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena
gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid
tidak memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau
ion pada permukaan koloid. Sifat adsorbsi
digunakan dalam proses:
1. Pemutihan gula tebu.
2. Norit.
3. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan
menyerap kuman penyebab diare.
Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi
bermuatan +. Adanya muatan senama maka
koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya
sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling
menggerombol.
Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga
akan bermuatan - dan tolak-menolak dengan
sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan
menggerombol.
d. Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion
yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis
adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh
medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan
maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke
dalam koloid dimasukkan arus searah melalui
elektroda, maka koloid bermuatan positif akan
bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai
di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan
dan koloid akan menggumpal (koagulasi).
Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang
bermuatan listrik dengan tujuan untuk
menggumpalkan debunya.
e. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan
koloid karena elektrolit yang muatannya
berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air
menjadi jernih.
Faktor-faktor yang menyebabkan
koagulasi:
§ Perubahan suhu.
§ Pengadukan.
§ Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
§ Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi
dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan,
pendinginan atau pengadukan cepat.
2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau
garam).
Contoh: susu + sirup masam —> menggumpal
lumpur + tawas —> menggumpal
Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan
muatan yang berlawanan.
Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan
menggumpal jika dicampur As2S3 yang
bermuatan negatif.
f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
- Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi
cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling
koloid.
Contoh: agar-agar.
- Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak
mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil,
cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit
dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium
pendispersi dari elektrolit.
g. Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium
cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam koloid
biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat
penyetabil agar koloid stabil.
Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan
kasein sebagai emulsifier.
h. Kestabilan Koloid
a. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam
bentuk koloid untuk penggunaannya.
Contoh: es krim, tinta, cat.